Toba Caldera Resort, Sibisa, 22386

Jl. Kapt. Pattimura No.125 Medan 20153 Sumatera Utara

info@bpodt.id

Toba : (0625) 41500 Medan: (061)450-2908

Siaran Pers: Kacang Saok dan Dolung-dolung, Kuliner Khas Parapat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Siaran Pers:

Badan Pelaksana Otorita Danau Toba

Kacang Saok dan Dolung-dolung, Kuliner Khas Parapat

Simalungun, 2 Agustus 2022 – Parapat adalah salah satu kelurahan di Kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun. Parapat merupakan salah satu akses menuju ke Danau Toba dan Kabupaten Samosir berjarak sekitar 48 km dari Siantas. Parapat juga merupakan salah satu titik persinggahan penting dari jalan raya lintas sumatera bagian barat. Selain pemandangan danau toba, Parapat memiliki kuliner yang khas dan beragam, contohnya Kacang Saok dan Dolung-dolung.

Kacang Saok

Bagi pengunjung yang sering ke Parapat mungkin sering mendengar Kacang Saok. Di kawasan danau toba selain kacang soak, ada kacang Sihobuk yang berasal dari Tapanuli Utara.

Proses pembuatan Kacang Saok

Kacang Saok merupakan kuliner asal Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatra Utara, persisnya dari Desa Wisata Tiga Rihit, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Kacang Saok ini bahannya adalah kacang tanah, yang diambil dari perladangan warga yang berada di Kawasan Danau Toba.

Kacang ini digongseng di dalam kuali besar menggunakan pasir danau dan dengan alat bakar kayu. Berbeda dengan kacang sihobuk disangrai pakai pasir sungai. Rasanya kacang soak ini gurih dan renyah di lidah.

Bagi kalian yang belum pernah mencoba bisa membelinya Ketika berkunjung ke Parapat.

Dolung-dolung

Selain Kacang Saok, ada juga kuliner khas yang dimiliki Desa Wisata Tiga Rihit adalah Dolung-dolung. Jenis dari dolung-dolung ini sejenis lampet atau lappet.

Dolung-dolung bentuknya bulat dan dibungkus dengan daun bambu. Terbuat dari tepung beras yang di dalamnya terdapat gula aren yang dicampur kelapa parut.

Dolung-dolung, ini rasanya sudah pasti sangat lezat apabila disantap saat panas dan cocok ditemani teh hangat dan kopi.

Dolung-dolung dulunya dibuat saat upacara adat pernikahan orang Batak. Dolung-dolung menjadi simbol hasil pemufakatan yang bulat teguh di antara kedua belah pihak keluarga pengantin.

Karena rasanya enak, beberapa kaum ibu kemudian menjajakannya. Ada yang menjual secara door to door berjalan kaki, ada pula yang menjual di terminal bus.

Ini kemudian dikembangkan Desa Wisata Tiga Rihit sebagai camilan dan oleh-oleh untuk para wisatawan yang datang ke Parapat dan Danau Toba.

Anderson Situmeang

Kadiv Komblik BPODT

 

 1,000 total views

Komblik BPODT
Komblik BPODT

Leave a Replay