Siaran Pers
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
BPODT Adakan Rakor Sinkronisasi Program 2024 dan Pengelolaan Geopark Danau Toba Bersama Pemkab Sekawasan Danau Toba
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) melaksanakan Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program 2024 dan Pengelolaan Geopark Kaldera Toba bersama Delapan kabupaten di Kawasan Danau Toba, bersama BP Toba Caldera Global Geopark UNESCO, Bappeda dan Dinas Pariwisata Sekawasan Danau Toba di Gedung Aula BPODT, Sibisa, Ajibata, (19/10).
Kawasan Danau Toba sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas dengan tujuan untuk percepatan pengembangan dan pembangunan pariwisata berkelas dunia yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Melalui Keputusan Presiden No.49 tahun 2016, pemerintah membentuk BPODT sebagai satker dari Kemenparekraf/Baparekraf yang memiliki tugas utama yaitu melakukan koordinasi, sinkronisasi dan fasilitasi perencanaan, pengembangan, pembangunan dan pengendalian di Kawasan Danau Toba.
Didalam Rapat Koordinasi ini seluruh perwakilan Pemkab memberikan gambaran terkait program-program yang kita rencanakan kedepan, agar semua pemkab bisa bekerja sama dalam memajukan pembangunan Danau Toba.
“Terkait isu yg berkembang saat ini, kita BPODT mengambil langkah agar geosite ini akan kita perhatikan dari sisi kepariwisataannya, serta sustainable pariwisata harus kita jaga bersama, kita ciptakan kenyamanan dan keamanan, kami mau dengar perkembangan dan potensi di 8 kabupaten, kita makin baik kerjasama, rutin untuk dapat mendengar dari teman sekalian,” ungkap jimmy.
Program-program yang telah berjalan pada saat ini menjadi pelajaran bagi kita semua, bahwa masih banyak yang harus kita perbaiki bersama kedepannya. Terlebih dengan adanya pemberitaan hari ini terkait pemberian kartu kuning oleh UNESCO kepada BP Toba Caldera UNESCO Global Geopark yang membuat kita harus bekerja sama untuk menyelesaikan poin-poin rekomendasi yang diberikan oleh UNESCO.
Jimmy juga berharap memberikan rencana program 2024 dari setiap kabupaten dalam rangka memperbaiki hukuman kartu kuning yang UNESCO berikan.
“Setiap kabupaten terdapat geosite-geosite warisan UNESCO yang perlu diperhatikan, jangan sampai geosite tersebut menjadi terbengkalai sehingga kita bisa terlepas dari keanggotaan UNESCO, apabila kita menemukan kendala mari kita coba bersama-sama untuk mencari solusi terbaik agar tidak terjadi hambatan dalam pengembangan pariwisata kita,” tambahnya.
Adapun garis besar hasil rapat sinkronisasi saat ini adalah bersepakat akan mempertahankan keanggotaan UNESCO Global Geopark, akan lebih sering membuat sosialisasi, penambahan planel-planel geosite, pengembangan geosite, pelatihan SDM di sekitar geosite, dan kemitraan bersama stakeholder terkait, akan dilaksanakan pertemuan berkala oleh BP TCUGGp, BPODT, Pemprov, Pemda sekawasan Danau Toba.
Turut hadir dalam acara tersebut, Direktur Keuangan Umum dan Komunikasi Publik Bambang Cahyo Murdoko, Direktur Pemasaran Wahyu Galih Dito, Direktur Industri dan Kelembagaan Raja Malem Tarigan, Sekjen BP TCUGGp Debby Panjaitan, beserta perwakilan dari Bappeda dan Dinas Pariwisata Sekawasan Danau Toba.
1,643 total views