Siaran Pers
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
Dirut BPODT Audiensi Ke Kantor SIB Bahas Perkembangan Pariwisata Danau Toba
Dirut BPODT menjelaskan bahwa BPODT dibentuk melalui Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Danau Toba. BPODT tugasnya ada 2 yaitu Tugas Koordinatif dan tugas Otoritatif. Tugas Koordinatif yakni: mengkoordinasikan pembangunan dan pengembangan pariwisata di 8 (delapan) kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba, dan Tugas Otoritatif yakni: mengelola lahan 386 hektare di Kawasan Sibisa, Kabupaten Toba.
“Di lahan 386 hektar tersebut akan dibangun kawasan pariwisata secara terintegrasi antara lain: hotel, restoran, cafe, cable car kereta gantung. Kami bekerjasama dengan para investor dan sudah ada hotel/glamping dan restoran di kawasan tersebut yang beroperasi,” kata Jimmy
Jimmy mengatakan bahwa saat ini sedang dipersiapkan pembangunan hotel dan diperkirakan selesai akhir tahun 2024, dan ada 8 hotel/ resort/ glamping yang sedang menjalin kerjasama dengan BPODT. Pengunjung sudah ramai datang ke Toba Caldera Resort, kawasan wisata yang dikelola BPODT. Setiap tahunnya ada sekitar 500.000 pengunjung yang datang dengan membayar tiket masuk Rp 15.000 per orang dan Rp 20.000 di hari libur.
Bila ada persoalan lahan diselesaikan secara kekeluargaan karena kalau dibiarkan berlarut-larut maka pembangunan pariwisata akan terganggu dan bisa bisa jadi mundur. BPODT ingin nyaman mengelola lahan ini dan segala permasalahan lahan dapat selesaikan. Masyarakat juga sudah merasakan manfaat kehadiran BODT melalui hasil UMKM dan usaha masyarakat lainnya.
BPODT juga mendorong diselenggarakannya berbagai even, baik nasional maupun internasional, antara lain: even power boat, rally, dan aqua bike yang akan dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten di Kawasan Danau Toba yakni: Kabupaten Toba, Samosir, Karo dan Dairi. Dalam melaksanakan penyelenggaraan berbagai even tersebut, BPODT sangat membutuhkan SDM khusus di bidang pelayanan agar indeks pelayanan pariwisata di Kawasan Danau Toba bisa naik karena selama ini indeksnya tergolong rendah.
Menurut Jimmy, SDM dan promosi sangat penting untuk pembangunan Danau Toba, oleh karena itu program jangka panjang BPODT ini adalah peningkatan SDM secara berkelanjutan. BPODT terus mendorong agar pariwisata itu masuk dalam pendidikan formal, tidak hanya SMK atau universitas. Selama ini kami lakukan pelatihan-pelatihan tapi nampaknya tidak cukup, perlu dicari jalan lain yang berlanjut terus menerus yaitu melalui sekolah-sekolah, TK, SD, SMP, SMA sederajat. Tujuannya supaya ada mindset pariwisatanya selain mengadakan gerakan sadar pariwisata. Hal itu sudah pernah dia sampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Namun Menteri mengatakan kalau kurikulum tidak bisa diganggu lagi, dia menyarankan kordinasi ke kepala-kepala daerah Kawasan Danau Toba.
Pendidikan pariwisata hendaknya masuk dalam muatan lokal, itulah salah satu fungsi koordinasi kami dengan daerah-daerah, mengkordinasikan soal pariwisata dan mengusulkan pendidikan pariwisata masuk dalam muatan lokal. Ada putra-putri di Kawasan Danau Toba yang dibina melalui pendidikan pariwisata tetapi setelah mau terjun ke lapangan pekerjaan mereka dilarang orangtuanya, karena menganggap pekerjaan di dunia pariwisata bukan pekerjaan yang layak. Para orangtua enggan menguliahkan anaknya sekolah jurusan pariwisata, karena jurusan itu dianggap tidak menjanjikan. Itulah yang menjadi kendala, makanya masyarakat perlu diedukasi betapa pentingnya orang Batak memiliki SDM pariwisata.
Di akhir pertemuan tersebut, Dirut BPODT mengharapkan dukungan Harian SIB untuk memberitakan pembangunan dan pengembangan pariwisata Kawasan Danau Toba khususnya Toba Caldera Resort yang dikelola BPODT. BPODT telah membentuk Forum Jurnalis Pariwisata Kawasan Danau Toba yang diketuai Edward Sinaga SE yang juga wartawan SIB, tutup Jimmy panjaitan.
Dikutip dari hariansib.com
302 total views
