Siaran Pers:
Badan Pelaksana Otorita Danau Toba
Tingkatkan Atraksi Wisata Di Kawasan Danau Toba, BPODT Gandeng Nat Geo Indonesia Kembangkan Produk Ekowisata
Toba, 7 Desember 2022 – Dalam mengembangkan produk wisata di Kawasan Danau Toba khususnya atraksi baru, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) melaksanakan kegiatan Forum Group Disscusion (FGD) Pengembangan Produk Ekowisata Trails of The Kings di Kawasan Danau Toba, 5/12/2022.
Kegiatan bekerjasama dengan National Geograohic (NatGeo) Indonesia ini diikuti oleh beberapa perwakilan komunitas sekawasan Danau Toba, dilaksanakan di The Kaldera Toba Nomadic Escape pada Senin, 6 Desember 2022. Acara ini diadakan sebagai pengembangan produk ekowisata yang dikemas dan dinarasikan multi atraksi, menghubungkan berbagai lokasi yang memiliki daya tarik alam yang indah dan budaya yang unik serta story telling yang menarik, yang bertujuan untuk mempromosi dan memasarkan pariwisata Danau Toba.
Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Jimmy Bernando Panjaitan dalam kegiatan itu mengatakan bahwa keindahan alam Danau Toba itu perlu dilestarikan dengan cara melestarikannya. Dari sisi alam, harus dijaga dan dari sisi budaya perlu dihidupkan kembali. Caranya tentu saja perlu dilakukan penyesuaian dengan konteks kekinian.
“Kalau menurut saya, alam dan kebudayaan itu dilestarikan. Kebudayaan bukan dengan memasukkan ke museum, tapi dengan cara menghidupkannya kembali tentunya dengan penyesuaian ini dan itu. Dan alam dikembangkan melalui atraksi-atraksi wisata yang ramah lingkungan” ujar Jimmy.
Menurut beliau potensi besar pariwisata yang dimiliki Danau Toba, perlu dikemas dengan konten menarik untuk lebih menarik wisatawan. Namun ia juga menegaskan, konten perlu disesuaikan dengan konteks, tentunya agar tidak kehilangan jati diri.
“Narasi menarik itu yang ingin kita gali dari pertemuan ini dari para rekan-rekan komunitas agar nanti dibantu tim NatGeo Indonesia kita bisa sama-sama membuat konten yang disesuaikan dengan konteks untuk perkembangan pariwisata Danau Toba,” ujar Jimmy. Jimmy menambahkan banyak kekayaaan budaya lokal di Danau Toba perlu dihidupkan kembali. Definisi dihidupkan kembali kata dia, bukan saja untuk pertunjukan tetapi terasa dalam kehidupan sehari-hari.
FGD yang mengambil tema Trails of The Kings ini nantinya akan mengembangkan ekowisata dengan berbagai atraksi yang menghubungkan lokasi lokasi wisata utama di Kawasan Danau Toba, bekerjasama dengan NatGeo Indonesia. Sebagai awal, NatGeo akan mengumpulkan narasi-narasi menarik dari Danau Toba untuk turut menentukan alur cerita program ini nantinya.
Didi Kasim, Pimpinan Redaksi NatGeo Indonesia, mengutarakan narasi tentang Danau Toba di kalangan luar belum begitu banyak. Padahal, dari cerita-cerita komunitas saat FGD itu, ia dan tim ternyata mendengar banyak narasi menarik.
“Kita harus sadar, kalau tradisi tidak beradaptasi, ya hilang. Mau pilih hilang atau beradaptasi, kuncinya adalah kolaborasi,” sebut Didi.
Ia berharap produk pariwisata yang kreatif yang dihasilkan akan berdampak baik ke masyarakat Danau Toba, salah satunya adalah peningkatan ekonomi dari pariwisata.
Menjawab kekhawatiran dengan masuknya orang luar dan perubahan ke Toba, Didi tegas mengatakan tidak ingin mengubah tradisi dengan esensinya, tapi memanfaatkannya agar menghasilkan uang.
“Apa yang kita lakukan hari ini, karena kita sudah belajar dari banyak daerah, mungkin tidak akan menjawab pertanyaan hari ini tapi dampaknya nanti, itu kan prinsip eco-wisata,” jelas Didi.
Eko wisata merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.
Prinsip ekowisata merupakan berbagai prinsip yang mengatur untuk menyatukan konservasi lingkungan hidup, pengembangan masyarakat dan wisata yang berkelanjutan, berjalan seiringan. Didi berharap produk promosi yang nantinya akan dirilis mampu menarik minat wisatawan berkelas di Danau Toba. Karena itu ia terus mengingatkan agar para pelaku wisata siap dengan hal itu.
“Jangan nanti udah tinggi kunjungan orang jera, dan nggak mau balik lagi hanya karena kita nggak siap memberikan pelayanan terbaik,” tegasnya.
Sebagai penutup, NatGeo mengajak peserta menandatangani nota kesepakatan untuk komitmen, konsisten dan rekomendasi untuk pengembangan Toba. Dengan adanya kesepakatan, Didi berharap komunitas akan mau berkolaborasi demi pariwisata yang berkelanjutan.
Dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh Wahyu Dito Galih Indharto, Direktur Pemasaran Pariwisata BPODT, Raja Malem Tarigan Direktur Industri Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT.
781 total views